- Malaikat merupakan salah satu makhluk yang selalu taat dan tunduk kepada segala perintah Allah SWT. Di dalam rukun iman yang kedua, Allah SWT mewajibkan seluruh umat Islam untuk beriman kepada para malaikatnya. Hal tersebut berarti bahwa seluruh mukmin harus meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan, jika Allah SWT telah menciptakan malaikat untuk selalu tunduk atas segala perintah-Nya. Malaikat merupakan makhluk yang tidak pernah ingkar kepada Allah SWT. Sehingga mereka maksum atau terhindar dari perbuatan dosa. “Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi hanya bersujud kepada Allah yaitu semua makhluk bergerak bernyawa dan juga para malaikat, dan mereka malaikat tidak menyombongkan diri.” An-Naml {16}49 Dikutip dari laman NU Online, kata “malaikat” dalam bahasa Arab berasal dari jamak kata “malak” yang berarti kekuatan. Sedangkan, ada beberapa ulama yang berkeyakinan bahwa kata “malak” berasal dari kata “alaka” yang bermakna mengurus, perutusan, atau risalah. Malaikat dapat diartikan sebagai utusan Allah SWT. “Dan para utusan Kami para malaikat telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia Ibrahim menjawab, “Selamat atas kamu.” Ma-ka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.” Al Hud {11}69 Sifat Malaikat yang Membedakannya Dengan ManusiaTerdapat beberapa sifat khusus malaikat yang berbeda dengan manusia. Bahkan, sifat-sifat malaikat ini sebaiknya menjadi suri tauladan dalam kehidupan manusia di dunia. Beberapa sifat-sifat malaikat yang membedakan malaikat dengan manusia sebagai berikut 1. Malaikat diciptakan dari cahaya nurBerbeda dengan manusia yang diciptakan dengan tanah, maupun iblis dan jin yang diciptakan dari api. Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya nur. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Muslim sebagai berikut “Malaikat itu diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan kepada kalian.” HR Muslim 2. Malaikat selalu tunduk kepada Allah SWTManusia memiliki sifat yang bermacam-macam, terkadang mereka bersifat patuh dan terkadang juga ingkar. Sedangkan, malaikat selalu memiliki sifat patuh dan tunduk kepada Allah SWT. “Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak pula merasa letih.” Al-Anbiya {21}19 3. Malaikat tidak memiliki nafsu seperti makan dan minumBerbeda dengan manusia yang diberikan nafsu oleh Allah SWT. Malaikat yang diciptakan dari cahaya tidak memiliki nafsu maksum, tidak makan, dan minum. Selain itu, malaikat juga tidak berjenis kelamin. “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” At-Tahrim {66}6. 4. Malaikat tidak memiliki rasa lelahMalaikat tidak memiliki rasa lelah seperti manusia. Malaikat selalu menjalankan perintah Allah SWT tanpa adanya istirahat. “Mereka malaikat-malaikat bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.” Al-Anbiya {21}20 5. Malaikat dapat menyerupai manusiaMalaikat dapat menyerupai manusia. Rasulullah SAW pernah berjumpa dengan malaikat Jibral dalam wujud manusia. Dikutip dari jurnal Meneladani Sifat-Sifat Malaikat Allah Sebagai Bentuk Mengimani Adanya Malaikat oleh Multyana Abdullah 2018149, Malaikat Jibril pernah mendatangi Rasulullah SAW dalam wujud seorang lelaki. “…Dia mendatangi Rasulullah dalam bentuk seorang laki-laki, dan pada kesempatan ini, dia mendatangi beliau dalam bentuknya yang sesungguhnya, sehingga dia menutupi ufuk langit” HR Muslim 6. Malaikat tidak diketahui jumlahnyaJumlah malaikat tidak diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa nama-nama malaikat yang wajib untuk diketahui umat Islam. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kemenag 2019174-175, beberapa nama malaikat yang wajib untuk diketahui yaitu, Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Raqib, Atid, Malik, dan Ridwan. - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Yulaika Ramadhani
Bahkan sifat-sifat malaikat ini sebaiknya menjadi suriPengertian Iman Kepada Malaikat Allah – Dalam cerita rakyat umum, malaikat dianggap sebagai kekuatan alam, gambar hologram atau sebuah ilusi yang baik. Orang Barat terkadang menggambarkan malaikat sebagai bayi kerubin yang gemuk, atau pria yang tampan dan rupawan, atau wanita muda nan cantik dengan lingkaran cahaya yang mengelilingi kepala mereka. Namun, dalam agama Islam, malaikat adalah makhluk ciptaan Tuhan yang nyata. Malaikat sendiri tidak bisa terlihat dengan kasat mata manusia. Malaikat bukanlah objek yang harus disembah atau didoakan. Malaikat tunduk kepada Tuhan dan menjalankan perintahnya. Dalam pandangan agama Islam, tidak ada malaikat yang jatuh. Mereka tidak terbagi menjadi malaikat baik atau malaikat jahat. manusia tidak menjadi malaikat setelah menemui ajalnya. Setan bukanlah malaikat, tapi setan adalah golongan jin. Di dalam agama Islam, malaikat harus diimani keberadaannya, harus dipercaya. Mengimani keberadaan malaikat ada di rukun iman yang kedua. Di bawah ini akan dijelaskan iman kepada malaikat beserta nama-nama malaikat yang dipercayai dalam agama islam. Pengertian Iman Kepada Malaikat Allah Iman artinya percaya, Beriman kepada Malaikat Allah artinya percaya bahwa malaikat benar” mahluk Allah yang diciptakan dari Nur, dan tidak memiliki sahwat, sehingga selalu taat pada perintah Allah. Malaikat berasal dari bahasa Arab malak’ yang memiliki arti pembawa pesan, bentuk jamaknya adalah malaikah’. Malaikat diyakini sebagai makhluk surgawi, diciptakan dari cahaya oleh Allah SWT. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh muslim. Hadits tersebut berbunyi, عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم خُلِقَتِ المَلٰئِكَةُ مِنْ نُوْرِ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجِ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ اٰدَمَ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ Hour. Muslim5314 “an aa`isyat qaalat qala rasulullahi shallalahu alaihi wa sallam khuliqatil malaaikati min nuri wa khuliqal jaannu min maari min naar wa khuliqa aadama mimmaa wushifalakum Artinya “Malaikat diciptakan dari cahaya dan Jin diciptakan dari campuran api, dan adam diciptakan dari tanah.” Malaikat memiliki peran seperti memuji Allah SWT dan menjalankan hukum alam. Islam bahkan tidak memiliki representasi grafik atau simbolik dari malaikat. Namun demikian, malaikat sering digambarkan sebagai makhluk indah yang bersayap. Malaikat membentuk hierarki dan tatanan kosmik yang berbeda. Malaikat tidak makan atau minum, tidak memiliki amarah, dan tidak pernah lelah. {فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ} Surat Hud 70-71 Artinya Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut terhadap mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah malaikat-malaikat yang diutus kepada kaum Lut.” Dan istrinya berdiri di balik tirai, lalu dia tersenyum. Anda Mungkin Juga Menyukai Malaikat yang pernah dilihat dengan mata telanjang oleh manusia adalah malaikat Jibril. Malaikat Jibril pernah menjumpai Nabi Muhammad SAW. Itu diceritakan dalam Kitab Shahih Ibn Hiban, dari sahabat Abdullah Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda عن ابن مسعود -رضي الله عنه- أنه قال في هذه الآية {ولقد رآه نَزْلَةً أُخرى} [النجم 13]، قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم- رأيتُ جبريلَ عند سِدْرةِ المُنْتَهى، عليه ستُّمائة جَناح، يَنْتَثِرُ من رِيشِه التَّهاوِيلُ الدُّرُّ والياقُوتُ Dari Ibnu Mas’ud RA bahwa dia berkata tentang ayat ini, “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain.” QS. An-Najm 13 Rasulullah SAW bersabda, “Aku melihat Jibril di Sidratul Muntaha, ia memiliki enam ratus sayap yang berhamburan di bulunya intan dan permata dengan warna yang berbeda-beda.” Malaikat juga tidak pernah berhenti atau merasa bosan untuk menyembah Allah SWT, hal ini diutarakan di dalam Al-Quran surat ke 21 ayat 20 yang berbunyi, وَاِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُوْنَ Artinya Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih kepada Allah.QS As Shafat 166 Meskipun tidak ada riwayat yang mengatakan bahwa kapan malaikat diciptakan, namun banyak yang menganggap bahwa malaikat merupakan ciptaan Tuhan yang pertama, dan tinggal di alam surgawi. Berlangganan Gramedia Digital Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda. Rp. / Bulan Banyak ulama-ulama memperdebatkan apakah manusia atau malaikat yang memiliki derajat lebih tinggi. Namun di dalam Al-Quran, sujud malaikat kepada Adam sering dianggap sebagai bukti supremasi manusia di atas malaikat. Namun ada juga yang menganggap bahwa malaikat lebih unggul dari manusia karena mereka tidak memiliki amarah dan nafsu. Iman kepada Allah juga sering dikatakan sebagai kunci kesuksesan seorang hamba kelak di akhirat. Namun, dalam menjalankan iman tersebut tidak sesederhana yang kita bayangkan. Terdapat rukun, cabang, serta segala yang kita alami serta saksikan yang bersinggungan dengan keimanan kita. Pelajari itu semua pada buku Ensiklopedia Iman dibawah ini. Dalil homo Kepada Malaikat Allah Iman kepada malaikat merupakan kewajiban yang Allah perintahkan. Hal ini tertera dalam Al-Quran surat An-nisa ayat 136 yang berbunyi, يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad dan kepada Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa yang ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” Di dalam ayat tersebut Allah tidak hanya memerintahkan manusia untuk beriman kepada malaikat saja, namun Allah memerintahkan kita untuk beriman kepada kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir atau hari kiamat. Pelajari buku SD/MI Iman Kepada Malaikat Allah SWT untuk lebih memiliki pengetahuan, pemahaman, serta mengamalkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Nama-Nama malaikat dan tugasnya Ada berapa malaikat yang diciptakan oleh Allah SWT? Sebetulnya jawaban itu hanya Allah yang mengetahuinya. Malaikat tidak memiliki condition yang sama karena mereka diberikan tugas yang berbeda-beda. Beberapa malaikat ada yang ditugaskan untuk menjalankan hukum Tuhan di dunia. Misalnya, malaikat Mikail bertanggung jawab atas hujan dan mengarahkannya kemanapun Tuhan inginkan. Malaikat Mikail memiliki pembantu yang membantunya dalam menjalankan perintah Allah SWT, mereka mengarahkan angin dan awan sesuai kehendak Tuhan. Ada juga yang bertugas untuk meniup sangkakala ketika hari kiamat dan ada juga yang bertugas mencabut nyawa dari tubuh manusia. Ada juga sekelompok malaikat yang memanjatkan doa untuk mereka makhluk Tuhan yang memberikan amal kebaikan kepada yang lain. Malaikat mencintai orang-orang yang percaya dan memohon kepada Tuhan-Nya untuk diampuni dosa-dosanya. Di antara mereka ada juga malaikat yang melindungi orang beriman sepanjang hidupnya, baik ketika ia di dalam rumah, di luar rumah maupun saat tertidur. Pelajari lebih dalam mengenai keberadaan malaikat, mulai dari mengimani keberadaannya, kemampuannya, jenis malaikat serta fungsinya pada buku Malaikat Dalam Al Quran Seri Makhluk Ghaib. x Malaikat yang wajib kita imani Adapun 10 Malaikat yang wajib kita imani yaitu, Malaikat Jibril Tugasnya menyampaikan wahyu Malaikat Mikail Tugasnya membagi Rizki Malaikat Izroil Tugasnya mencabut nyawa Malaikat isrofil Tugasnya meniup sangkakala Malaikat Rokib Tugasnya mencatat perbuatan manusia Malaikat Atid Tugasnya mencatat perbuatan manusia Malaikat Munkar Tugasnya menanya dialam kubur Malaikat nakir Tugasnya menanya dialam kubur Malaikat Malik Tugasnya menjaga neraka Malaikat Ridwan Tugasnya menjaga surga Tugas Malaikat Jibril Jibril Jibril adalah malaikat yang bertugas untuk menyampaikan wahyu dari Allah SWT. Jibril adalah malaikat yang bertanggung jawab untuk engungkapkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW ayat demi ayat. Malaikat Jibril adalah malaikat yang berkomunikasi dengan semua nabi dan juga turun dengan berkah Allah SWT pada malam Laylatul Qadr atau malam seribu bulan. Malaikat Jibril juga diakui sebagai pejuang yang luar biasa di dalam agama Islam. Malaikat Jibril diyakini sebagai pemimpin pasukan malaikat ke dalam Perang Badar. Malaikat Jibril mengikuti peperangan diterangkan dalam sebuah hadits yang diriwaytkan oleh Ibnu Hisyam bahwa Rasulullah berseru kepadanya “Bergembiralah wahai Abu Bakar karena pertolongan Allah telah datang. Malaikat Jibril telah meraih tali kekang kudanya, kemudian menghelanya ke arah kepulan debu medan peperangan.” Allah berfirman وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ Artinya Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar. Ali Imran 123 اِذْ تَقُوْلُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ اَلَنْ يَّكْفِيَكُمْ اَنْ يُّمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلٰثَةِ اٰلَافٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُنْزَلِيْنَۗ Artinya Ingatlah ketika kamu mengatakan kepada orang-orang mukmin, “Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan dari langit?” At Taubah27 Selain itu hal ini juga disebutkan di dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 9 yang berbunyi, اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ Artinya “Ingatlah, ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, SesungguhnyaAku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut,” Tugas Malaikat Mikail Mikail Malaikat Mikail adalah malaikat yang bertanggung jawab untuk mengarahkan hujan, makanan tanaman dan rezeki dengan kehendak Allah SWT. Beberapa ulama juga sepakat bahwa malaikat Mikail juga memiliki tanggung jawab atas malaikat yang membawa hukum alam. Malaikat Mikail termasuk dari empat malaikat utama Allah. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits, Dari Alqamah bin Martsad, dari Abdurrahman bin Sabith, beliau mengatakan, يُدَبِّرُ الأُمُورَ أَرْبَعَةٌ جِبْرِيلُ ، وَمِيكَائِيلُ ، وَإِسْرَافِيلُ ، وَمَلَكُ الْمَوْتِ صَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا وَعَلَيْهِمْ وَسَلَّمَ ، فَجِبْرِيلُ عَلَى الرِّيحِ وَالْجُنُودِ ، وَمِيكَائِيلُ عَلَى الْقَطْرِ وَالنَّبَاتِ ، وَمَلَكُ الْمَوْتِ يَقْبِضُ الأَرْوَاحَ ، وَإِسْرَافِيلُ يُبَلِّغُهُمْ مَا يُؤْمَرُونَ بِهِ Ada 4 malaikat yang mengatur urusan Jibril, Mikail, Israfil dan Malaikat maut – semoga shalawat dan salam tercurah untuk nabi kita dan mereka. Jibril mengatur angin dan pasukan, Mikail mengatur hujan dan pepohonan, malaikat maut yang mencabut nyawa, dan Israfil menyampaikan kepada mereka apa yang diperintahkan kepada mereka. Hr. Abu Syaikh al-Ashbahani dalam al-Adzamah, no. 294. Hadis ini adalah hadis Maqthu’, karena Abdurrahman bin Sabith adalah seorang tabi’in. Di dalam sebuah hadits juga pernah disebutkan bahwa malaikat Mikail tidak pernah tersenyum setelah malaikat Mikail melihat bagaimana neraka diciptakan, hal ini disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Anas bin malik, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada malaikat Jibril mengapa aku tidak pernah melihat malaikat Mikail tersenyum? lalu malaikat Jibril menjawab, Mikail tidak pernah lagi tersenyum semenjak neraka diciptakan.” Tugas Malaikat Israfil Israfil malaikat Israfil adalah malaikat yang meniup sangkakala di akhir zaman. Malaikat Israfil bertanggung jawab untuk menandai datangnya hari kiamat dengan meniup terompetnya. Di dalam Al-Quran surat AL-Qamar ayat 6 disebutkan bahwa malaikat Israfil menyerukan kepada sesuatu yang tidak menyenangkan di saat hari pembalasan. فَتَوَلَّ عَنْهُمْ ۘ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ اِلٰى شَيْءٍ نُّكُرٍۙ “Maka berpalinglah kamu dari mereka, Ingatlah hari ketika seorang penyeru atau malaikat menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan di hari pembalasan.” Tugas Malaikat Izrail Izrail Malaikat Izrail memiliki tugas dalam mencabut nyawa dari tubuh manusia dan ia akan membawa orang-orang yang beriman ke surga dan orang kafir ke neraka. Malaikat Izrail mencabut nyawa manusia dibantu oleh bawahannya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat As-Sajdah ayat 11 yang berbunyi, قُلْ يَتَوَفّٰىكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ Artinya “Malaikat maut yang diserah untuk mencabut nyawamu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”. Selain itu juga disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Araf ayat 37 yang berbunyi, فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ يَنَالُهُمْ نَصِيْبُهُمْ مِّنَ الْكِتٰبِۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْۙ قَالُوْٓا اَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗقَالُوْا ضَلُّوْا عَنَّا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ Artinya “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab Lauh Mahfuzh; hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami malaikat untuk mengambil nyawanya, di waktu itu utusan Kami bertanya “Di mana berhala-berhala yang biasa kamu sembah selain Allah?” Orang-orang musyrik itu menjawab “Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami,” dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” Tugas Malaikat Munkar dan Nakir Munkar dan Nakir Malaikat Munkar dan Nakir adalah malaikat yang bertugas untuk menanyakan manusia di alam kubur. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Hadits tersebut berbunyi, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ HR At-Tirmidzi Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila mayit telah dikubur atau jika salah seorang kalian dikubur maka ada dua malaikat yang mendatanginya yang keduanya hitam kebiruan, diberi nama Munkar dan yang lainnya bernama Nakir.” 60 minutes At-Tirmidzi Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . فَيَقُولانِ قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ، ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ نَمْ ، فَيَقُولُ أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ ، فَيَقُولَانِ نَمْ كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لا يُوقِظُهُ إِلا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ. وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لا أَدْرِي . فَيَقُولَانِ قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ ، فَيُقَالُ لِلأَرْضِ الْتَئِمِي عَلَيْهِ ، فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ ، فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلاعُهُ ، فَلا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ “Apabila mayat atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, maka ia akan didatangi oleh dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata Apa pendapatmu tentang orang ini Nabi Muhammad?, maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Keduanya berkata Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah mengatakan itu. Kemudian kuburannya diperluas lxx ten 70 hasta, dan diberi penerangan, dan dikatakan Tidurlah. Dia menjawab “Aku mau pulang ke rumah untuk memberitahu keluargaku”. Keduanya berkata “Tidurlah, sebagaimana tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut”. Tugas Malaikat Raqib dan Atid Raqib dan Atid Malaikat Raqib dan Atid adalah malaikat yang memiliki tugas dalam mencatat perbuatan baik dan buruk. Hal ini tertera dalam Al-Quran Surat Qaf ayat 17 dan 18 yang berbunyi, إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ١٧ مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ١٨ Artinya “Ingatlah ketika dua malaikat mencatat perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.” Selain itu, disebutkan pula dalam Al-Quran surat Al-Infithar ayat 10-12 yang berbunyi, وَاِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَۙ كِرَامًا كَاتِبِيْنَۙ يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ Artinya “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi pekerjaanmu, yang mulia di sisi Allah dan mencatat pekerjaan-pekerjaanmu itu, mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” Amal perbuatan yang dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid akan dikalungkan pada leher manusia di hari kiamat. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 13 dan 14 yang berbunyi, وَكُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰۤىِٕرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰىهُ مَنْشُوْرًا اِقْرَأْ كِتَابَكَۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًاۗ “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya sebagaimana tetapnya kalung pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu“ Tugas Malaikat Malik dan Ridwan Malik dan Ridwan Malaikat Ridwan memiliki tugas untuk menjaga pintu surga. Sedangkan malaikat Malik memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka. Hal ini tertera dalam Al-Quran surat Az-Zukhruf ayat 77 dan 78 yang berbunyi, وَنَادَوْا يٰمٰلِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَۗ قَالَ اِنَّكُمْ مّٰكِثُوْنَ لَقَدْ جِئْنٰكُمْ بِالْحَقِّ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كٰرِهُوْنَ Artinya “Dan mereka berseru, “Wahai Malaikat Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan kami saja.” Dia menjawab, sungguh, kamu akan tetap tinggal di neraka ini. Sungguh, Kami telah datang membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu” Selain itu juga disebutkan dalam Al-Quran Surat Az-Zumar ayat 73 yang berbunyi, وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ Artinya “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya surga dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, “Kesejahteraan dilimpahkan atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya.” Hikmah beriman kepada malaikat Di dalam buku Lautan Hikmah Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat, dijelaskan mengenai bagaimana dengan kita memiliki iman dapat menjadi salah satu dasar untuk menentramkan hati, menenangkan jiwa, serta memberikan arahan dalam diri. Berikut adalah hikmah yang didapatkan jika kita beriman kepada malaikat Merupakan salah satu bentuk dari ketakwaan manusia kepada Allah SWT. Memperkuat keimanan kepada Allah SWT. kerap akan selalu mendoakan dan selalu memaafkan untuk orang lain. Orang yang beriman kepada malaikat senantiasa dijauhkan untuk berbuat dosa. Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, bersyukur karena menyadari bahwa Allah sudah menciptakan malaikat untuk membantu segala kehidupan manusia. Menubuhkan perasaan senang untuk beramal soleh. Merasa takut jika telah melakukan perbuatan maksiat atau akan berbuat maksiat, karenadirinya yakin bahwa segala perbuatan tidak akan terlepas dari pengawasan malaikat. Orang yang beriman kepada malaikat akan senantiasa bertakwa kepada Allah SWT, dan berlomba-lomba dalam melakukan hal baik. Senantiasa untuk selalu berfikir dan berhati-hati dalam setiap melakukan sesuatu, karena perbuatan baik atau buruk akan selalu diminta pertanggungjawabannya di akhirat. Yakin bahwa pertolongan Allah SWT adalah hal yang nyata. Senantiasa untuk bersikap jujur, amanah dan berbuat kebaikan. Iman di dalam diri akan jauh lebih kuat dan jauh lebih yakin kepada Allah SWT. Orang yang mempercayai malaikat memiliki keimanan yang sempurna. Menumbuhkan rasa untuk selalu mengagungkan nama Allah SWT, karena dengan kuasa Allah SWT telah menciptakan malaikat, makhluk yang istimewa di mata Allah. Menghindarkan manusia jika ingin berbuat buruk atau perbuatan tercela. Menambah kesadaran bahwa alam wujud yang tidak bisa dijangkau oleh panca indera manusia benar adanya. Menambah semangat dalam beribadah dan selalu ikhlas dalam melakukan ibadah walaupun tidak ada orang yang melihat, namun yakin bahwa Allah dan malaikatnya bisa menyaksikan perbuatan tersebut. Artikel Lain Terkait Iman Kepada Malaikat Allah Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah. Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Pertanyaan Jelaskan yang dimaksud dengan: manusia sebagai makhluk sosial ( homo socialis )! manusia sebagai makhluk ekonomi ( homo economicus )! berikan contoh makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang berkaitan dengan tugas Anda sebagai pelajar! SS. S. Sumiati. Master Teacher. Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia. Secara potensial, Allah swt telah menciptakan tiga makhluk; malaikat, manusia dan hewan. Ketiganya memiliki persamaan sekaligus perbedaan. Persamaannya, ketiganya sama-sama sebagai makhluk Allah swt. Sementara perbedaannya terletak pada potensi yang dimiliki oleh masing-masing ketiganya. Allah swt hanya memberikan potensi akal kepada malaikat, tidak punya nafsu. Sehingga wajar jika malaikat sangat patuh kepada Allah swt, karena memang tidak punya kepentingan terhadap dirinya. Sementara manusia, memiliki akal dan nafsu. Dengan begitu, nafsu lah yang menjadi tantangan ketaatan terhadap Tuhannya. Sedangkan hewan, hanya memiliki nafsu, tanpa akal. Oleh karena itu, hewan tidak memiliki beban syari’at taklif. Karena yang menjadi tolak ukur taklif adalah akal. Jika tidak memiliki akal, maka taklif tidak berlaku. Berikutnya adalah, antara malaikat dan manusia, lebih mulia siapa? Apakah malaikat yang tidak memiliki nafsu dan mempunyai loyalitas ibadah total kepada Tuhannya. Atau sebaliknya? Manusia lebih mulia daripada malaikat, karena memiliki potensi nafsu dalam dirinya. Dengan nafsu itu, maka menjadi beban sekaligus tantangan untuk menjaga loyalitas ibadah kepada Allah swt. Apakah beban itu menjadi nilai plus bagi manusia? Syekh Syihabuddin al-Qastalani w. 923 H, ulama kebangsaan Mesir bermadzhab Syafi’i, dalam kitab Al-Mawahib al-Ladunniyah juz 3, hal. 130-131 menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat, antara siapa yang lebih mulia. Apakah malaikat atau manusia. Sebagian ulama berpendapat bahwa malaikatlah yang lebih mulia, sebagian yang lain berpendapat sebaliknya. Menurut al-Qastalani, kelompok yang berpendapat bahwa malaikat lebih mulia daripada manusia adalah dari kalangan Mu’tazilah, para Pakar Filsafat, dan sebagian ulama kalangan Asya’irah. Pendapat ini dipilih oleh AL-Qadli Abi Bakar al-Babqillani w. 1013 M dan Abu Abdillah al-Halimi w. 403 H. Ada beberapa dasar yang menjadi landasan argumen mereka. Berikut beberapa di antaranya. Pertama, malaikat adalah makhluk yang hanya berupa ruh tanpa jasad. Sehingga terhindar dari nafsu syahwat, amarah, dan keburukan-keburukan lainnya. Tampaknya, Al-Ghazali sepakat dengan poin ini. Dalam magnum opusnya, kitab Ihya Ulumiddin menjelaskan bahwa level manusia itu berada di antara malaikat dan hewan. Lebih mulia dari hewan dan lebih rendah dari bangsa malaikat. Berikut penjelasan Al-Ghazali, والإنسان رتبته فوق رتبة البهائم لقدرته بنور العقل على كسر شهوته ودون رتبة الملائكة لاستيلاء الشهوات عليه وكونه مبتلى بمجاهدتها، فكلما انهمك في الشهوات انحط إلى أسفل السافلين والتحق بغمار البهائم، وكلما قمع الشهوات ارتفع إلى أعلى عليين والتحق بأفق الملائكة. Artinya, “Level manusia itu berada di atas hewan karena dengan cahaya akal yang dimilikinya mampu menaklukan syahwat. Akan tetapi di bawah level malaikat karena memiliki syahwat dan diuji untuk menaklukannya.” “Jika ia terbuai oleh syahwatnya, levelnya akan turun setara dengan hewan. Sebaliknya, jika mampu menghancurkan syahwatnya, makan levelnya akan naik setinggi-tingginya bersama golongan para malaikat.” Ihya Ulumiddin, juz , hal. 236 Kedua, para nabi, sebagai level manusia tertinggi dalam strata manusia, mereka belajar kepada para malaikat. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah swt. berikut, عَلَّمَهُۥ شَدِيدُ ٱلۡقُوَىٰ Artinya, “Yang diajarkan kepadanya oleh Jibril yang sangat kuat.” QS. An-Najm [53] 5 Jelas, antara orang yang mengajar, dalam hal ini malaikat, dengan yang diajar, yaitu para nabi manusia, lebih utama yang mengajar. Ketiga, dalam al-Quran dan hadits, penyebutan malaikat selalu lebih dulu daripada manusia. Seperti pada pada hadits berikut, خُلِقَتْ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُم Artinya, “Malaikat itu diciptakan dari cahaya, sementara jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan pada kalian semua.” Dari sini dapat dipahami, bahwa yang didahulukan malaikat berarti lebih mulia daripada yang didahului manusia. Sementara pendapat yang mengatakan manusia lebih mulia dibanding malaikat memiliki beberapa argumen yang juga sekaligus menyanggah argumen pendapat pertama. Syekh Syihabuddin al-Qastalani dalam kitab Al-Mawahib al-Ladunniyah juz 3, hal. 130-131 memilih pendapat ini. Berikut beberapa landasan argumennya. Pertama, manusia memiliki dua potensi dalam dirinya, yaitu akal dan nafsu. Dengan nafsu yang dimilikinya, akan memiliki nilai perjuangan lebih dalam menjalani ketaatan kepada Allah swt. Karena nafsu adalah pintu utama masuk setan untuk menggoda manusia. Lain lagi dengan malaikat yang hanya dikaruniai akal tanpa nafsu. Wajar saja jika malaikat ibadahnya lebih loyal dibanding manusia. Sederhananya, perjuangan ibadah manusia lebih berliku daripada malaikat. Ini menyanggah argumen poin pertama. Kedua, meskipun malaikat mengajari para nabi, tetapi sejatinya bukan malaikat yang mengajari. Melainkan Allah swt. Ini menyanggah argumen poin kedua. Ketiga, penyebutan malaikat lebih didahulukan daripada manusia, bukan karena prioritas; yang didahulukan lebih mulia. Tapi karena memang malaikat lebih dahulu diciptakan daripada manusia. Allah mendahulukan penyebutan makhluk yang lebih dahulu diciptakan-Nya. Ini menyanggah argumen poin ketiga. Memperkuat pendapat kedua manusia lebih mulia dibanding malaikat, Syekh Syihabuddin al-Qastalani mengutip pendapat Syekh Sa’dudin al-Taftazani w. 1390 M. Menurutnya, dalam Al-Qur’an Allah swt memerintahkan malaikat untuk bersujud pada Adam sebagai bentuk penghormatan. Jelas, antara yang disujudi lebih mulia daripada yang bersujud. Berikut redaksinya, بالإجماع, بل بالضرورة- و عوام بني أدم أفضل من عوام الملائكة. فالمسجود له أفضل من الساجد Artinya, “Sudah menjadi kesepakatan, bahkan sebuah keniscayaan, kalangan awam dari manusia lebih mulia dari kalangan awam golongan malaikat. Manusia sebagai yang disujudi lebih mulia daripada malaikat yang mensujudinya.” Al-Mawahib al-Ladunniyah, juz 3, hal. 129 Muhammad Abror, Pengasuh Madrasah Baca Kitab, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon Sedangkan manusia harus mempelajari berbagai macam hal untuk mendapatkan ilmu. Dengan kesempurnaan ilmu yang dimiliki oleh malaikat ini, maka mereka paham bahwa taat kepada Allah adalah suatu kewajiban. 7. Malaikat Bisa Melihat, Mendengar, dan Berbicara. Sama seperti manusia, malaikat juga dapat melihat, mendengar, dan juga berbicara.
Tahukah kamu mengapa malaikat selalu taat kepada Allah SWT sedangkan manusia tidak? Malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang terkenal dengan ketaatannya. Malaikat tidak pernah menentang perintah Allah, ia selalu menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya. Kita sebagai umat muslim, diperintahkan untuk mengimani keberadaan malaikat, yaitu meyakini akan adanya malaikat. Malaikat Selalu Taat Allah SWT menciptakan malaikat dari cahaya. Malaikat menyembah Allah SWT serta selalu taat kepada-Nya, dan tidak pernah melakukan dosa. Keberadaan malaikat diperkuat dengan dalil Al Qur'an, sunnah, dan ijma, sehingga iman kepada malaikat hukumnya wajib bagi umat muslim. Hal ini tercantum dalam Surah Al Baqarah Ayat 285, yang artinya Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. Mereka mengatakan "Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun dengan yang lain dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan "Kami dengar dan kami taat". Mereka berdoa "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". QS Al Baqarah 285 Bagaimana dengan manusia? Makhluk bernama manusia berbeda hakikat penciptaannya dengan malaikat. Allah SWT menciptakan manusia dari tanah. Meskipun, sama-sama diciptakan Allah SWT, tetapi manusia tidak seperti malaikat. Jika malaikat selalu taat kepada Allah SWT, maka manusia bisa menjadi makhluk yang ingkar kepada-Nya. Baca Juga Pengertian Iman Kepada Malaikat Hikmah Beriman Kepada Malaikat Mengapa demikian? Yuk berikut ini pembahasannya... Mengapa Malaikat Selalu Taat Kepada Allah, Sedangkan Manusia Tidak Penyebab mengapa malaikat selalu taat kepada Allah SWT adalah karena malaikat adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang suci dan tidak mempunyai hawa nafsu, jadi malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah SWT untuk menjalankan tugas atau perintah yang telah diberikan kepadanya. Semuanya dikerjakan menurut apa yang ditugaskan kepadanya, tidak ditambah, tidak dikurangi seperti telah terprogram. Manusia punya akal dan nafsu, sedangkan malaikat tidak mempunyai nafsu, itulah sebabnya mengapa sehingga malaikat selalu taat kepada Allah SWT, sedangkan manusia tidak. Tabiat malaikat memang selalu taat dan tunduk kepada Allah, dan tidak ada pilihan bagi malaikat apakah mau taat atau tidak. Di antara mereka ada yang ruku', sujud, bertasbih dan beristighfar. Sementara itu, manusia diberi pilihan oleh Allah SWT dan kekebasan berkehendak, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur'an surah Al Kahfi ayat 29, artinya Dan katakanlah "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. QS. Al Kahfi, 29. Faktanya, banyak dari manusia yang memiliki tidak taat, kufur, daripada beriman. Selain itu, malaikat tidak memiliki syahwat, dan karena itu, mereka tidak perlu makan, tidak minum, dan tidak menikah. Sebaliknya, manusia diberi syahwat untuk makan, minum, dan menikah. Dengan syahwat ini, manusia mengembangkan kehidupan dan peradabannya. Malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Allah SWT sedikitpun, walaupun hanya sekejap mata. Sedangkan, manusia gampang sekali disesatkan oleh setan dan sesama manusia bisa saling menyesatkan dan menyimpang dari jalan Allah SWT, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur'an surah Al An'am ayat 112, artinya Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan dan jenis jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. QS. Al An'am, 112. Dalil Ketaatan Malaikat Malaikat memang diceritakan dalam Al Qur'an merupakan makhluk yang paling taat kepada Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam Al Anbiya 19-20, artinya Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. QS. al-Anbiya' 19-20 Demikianlah penjelasan tentang Mengapa Malaikat Selalu Taat Kepada Allah, Sedangkan Manusia Tidak. Bagikan informasi ini agar orang lain juga bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Sebagaimanadisebutkan dalam firman Allah swt. berikut, عَلَّمَهُۥ شَدِيدُ ٱلۡقُوَىٰ. Artinya, "Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat." (QS. An-Najm [53]: 5) Jelas, antara orang yang mengajar, dalam hal ini malaikat, dengan yang diajar, yaitu para nabi (manusia), lebih utama yang mengajar.
Dalamperspektif Islam, keberadaan Malaikat pendamping manusia itu tegas dinyatakan di dalam Al Quran.Tetapi, misi para malaikat itu tidak secara jelas disebut sebagai pelindung dan pembimbing, melainkan lebih sebagai pengawas.Berikut beberapa ayat dalam Al Quran yang menerangkan keberadaan dan tugas para malaikat pendamping manusia.
- Р ς
- Ночሔμըр псуբаскαջ
- ጨድፎη ըрошиκ
- Иս опεгቿ
- Инሉ еፎ ирኁпицዒዩ